SEBATAS OMONGAN
Baca: YAKOBUS 1:19–27
Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. (Yakobus 1:22)
Bacaan Alkitab Setahun:
Yohanes 19–21
Dua pria terlibat perang mulut dengan perkataan kotor dan kasar karena mobil mereka saling menyerempet tanpa sengaja. Tragisnya itu terjadi di tempat parkir gereja selesai ibadah Minggu, setelah mendengarkan khotbah tentang kasih dan pengampunan. Mengapa bisa terjadi? Alkitab mengingatkan, "Ia memandang dirinya lalu pergi dan segera lupa bagaimana rupanya" (ay. 24).
Kata "hendaklah" pada nas di atas merupakan perintah Tuhan yang memerlukan upaya dan perjuangan kita untuk menaatinya, bukan sesuatu yang datang dengan sendirinya tanpa upaya. Allah menghendaki kehidupan kita berjuang melakukan firman, tidak berhenti hanya mendengar dan mencatatnya saja. Hati yang lemah lembut yakni hati yang mudah diajar, bersedia menerima teguran dan nasihat adalah kunci untuk menjadi pelaku firman (ay. 21). Sehingga semakin mengenal kebenaran, semakin kita berusaha melakukannya.
Sering kali kita membaca firman Tuhan dengan sikap hati dan pikiran yang keras, tidak bersedia diubah. Ada penghakiman terhadap orang lain, tidak murah hati, membangun kubu pembenaran diri sendiri, perkataan kotor, kekhawatiran dan ketakutan. Kita harus berjuang membereskan hal-hal demikian agar hati kita menjadi tanah yang subur untuk firman itu bertumbuh dan berbuah. Bukan berapa banyak firman yang kita catat atau ketahui, namun berapa banyak kita hidup dalam ketaatan di dalamnya. Sehingga kita tidak hanya sebatas omongan atau "omdo" alias omong doang, tapi kita benar-benar menjadi pelaku firman.
—AWS/www.renunganharian.net
KUASA ALLAH BEKERJA SAAT KITA MELAKUKAN FIRMAN TUHAN,
BUKAN SAAT KITA MENDENGAR ATAU MENCATAT SAJA